Para sahabat Rasulullah saw adalah orang-orang yang luar biasa
keshalihannya, seperti Abdurahman bin Auf, Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Ustmanbin Affan, Ali bin Abu Thalib,
Bilal bin Rabah, Zaid bin Haritsah, Abdullah bin Umi Maktum, Sa'ad bin Abu Waqash dan para sahabat-sahabat Rasulullah saw yang lainnya yang
terjaga keshalihannya. Mereka mengorbankan jiwa, raga, harta dan yang lainnya
hanya untuk di jalan Alloh SWT. Mereka adalah generasi yang terbaik yang pernah
ada di muka bumi ini. Salah satu contoh adalah
Abdurahman bin Auf. Abdurahman bin Aufadalah sahabat Rasulullah saw yang
kaya raya. Kekayaannya berdasarkan pilihannya dan tentunya atas ridha Allah
SWT. Pada suatu hari, salah seorang sahabat yaitu Sa'ad berkata kepada, Abdurrahman
bin Auf, "Wahai saudaraku Abdurrahman! Aku termasuk orang kaya di antara
penduduk Madinah. Hartaku banyak. Saya mempunyai dua bidang kebun yang luas,
dan dua orang pembantu. Pilihlah olehmu salah satu di antara kedua kebun itu,
kuberikan kepadamu mana yang kamu sukai.
Begitu pula salah seorang di antara kedua pembantuku, akan kuserahkan mana yang kamu senangi, kemudian aku nikahkan engkau dengan dia." Akan tetapi Abdurahman bin Auf menolaknya dan meminta agar Sa’ad bin Abu Waqash menunjukan pasar di Madinah, dan disanalah Abdurahaman bin Auf mulai berjualan, melaba dan merugi. Hari demi hari di lewatinya dan ternyata pilihannya itulah yang mengantarkannya menjadi kaya raya.Beliau selalu membelanjakan harta-hartanya di jalan Alloh SWT. Sungguh luar biasa walaupun Belaiau kaya raya akan tetapi berpenampilan yang sederhana, kumal, sehingga orang-orang sangat susah membedakan antara budak-budaknya dengan belaiu. Semakin Beliau belanjakan hartanya dijalan Allah maka semakin bertambah banyak pula kekayaannya.
Begitu pula salah seorang di antara kedua pembantuku, akan kuserahkan mana yang kamu senangi, kemudian aku nikahkan engkau dengan dia." Akan tetapi Abdurahman bin Auf menolaknya dan meminta agar Sa’ad bin Abu Waqash menunjukan pasar di Madinah, dan disanalah Abdurahaman bin Auf mulai berjualan, melaba dan merugi. Hari demi hari di lewatinya dan ternyata pilihannya itulah yang mengantarkannya menjadi kaya raya.Beliau selalu membelanjakan harta-hartanya di jalan Alloh SWT. Sungguh luar biasa walaupun Belaiau kaya raya akan tetapi berpenampilan yang sederhana, kumal, sehingga orang-orang sangat susah membedakan antara budak-budaknya dengan belaiu. Semakin Beliau belanjakan hartanya dijalan Allah maka semakin bertambah banyak pula kekayaannya.
Begitulah
hidup ini, jangan takut ketika kita berada di jalan Allah SWT. Allah SWT pasti
selalu bersama orang-orang yang berada di jalannya, sekecil apapun amal shalih
kita, yakinlah Allah akan membalasnya dengan lipatan yang tidak akan bisa
terhitung oleh kita semua. Untuk
mencapai amal shalih tersebut tentunya kita harus memenuhui syarat-syarat yang
telah Allah SWT tetapkan, seperti sebagai berikut :
1. Niat
yang ikhlas
Niat yang ikhlas tentunya hanya mengharapkan ridha
Allah semata, bukan karena ingin dipandang oleh masyarakat lain, ingin di
anggap sebagai seorang ustad/ustadzah, bukan ingin di puji oleh orang lain,
bukan ingin di anggap sebagai tokoh masyarakat. Akan tetapi dalam menjalankan
seluruh perintah-perintah Allah SWT hanya mengharapkan ridha-Nya.
2. Cara
dalam menjalankan ibadah tersebut harus benar
Untuk menjalankan perintah Allah SWT, hendaknya kita
meniru apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, beliaulah manusia
termulia di jagat raya ini. Beliau pula uswatun hasanah kita. Dalam beribadah
kita dilarang untuk mengada-ada, karena semuanya sudah jelas terdapat di Al
Quran dan Al Hadits.
Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang membuat perkara baru didalam Agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR.Bukhori no. 20 dan Muslim no. 1718) dan dalam riwayat lain disebutkan, “Hati-hatilah dengan perkara baru dalam agama. Karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”(HR. Abu Daud no. 4607, Tirmidzi no. 2676 , An Nasa-i no. 46).
Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang membuat perkara baru didalam Agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR.Bukhori no. 20 dan Muslim no. 1718) dan dalam riwayat lain disebutkan, “Hati-hatilah dengan perkara baru dalam agama. Karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.”(HR. Abu Daud no. 4607, Tirmidzi no. 2676 , An Nasa-i no. 46).
Kedua hal diatas yang dijadikan pegangan oleh
sahabat-sahabat Rasulullah saw, tidak peduli seberapa besar cobaan yang
dihadapi, mereka tetap menjalankan perintah Allah sesuai syariat-Nya dan tentunya mereka selalu membait Khalifah untuk memimpin Daulah Khilafah agar hukum islam bisa terlaksana dan tidak ada alternatif lagi selain Khilafah sebagai satu-satunya solusi umat saat ini agar bisa melaksanakan hukum-hukum Allah secara Kaffah (meyeluruh) di muka bumi ini. Semoga
kita bisa mencontohnya sehingga kelak kita disatukan dalam sebaik-baiknya
tempat yaitu surga Allah SWT. Amin allohumma amin.
keren man, buka juga http://ariezcorp.blogspot.com juga yaa,, hee
BalasHapus